Kewajiban Istri Kepada Suami Yang Paling Utama Dalam Islam

Kewajiban Istri Kepada Suami Yang Paling Utama Dalam Islam – Setelah ijab qabul antara suami dengan ayah atau wali nikah, sebagai seorang istri kita sudah memikul tugas dan tanggung jawab yang harus ditunaikan. Istri memiliki kewajiban kepada suami yang harus dipenuhi.

Masih banyak yang belum paham tentang kewajiban istri yang paling utama, juga masih banyak kekeliruan dan kesalah pahaman antara kewajiban dan hak yang seharusnya diperoleh. Jika kewajiban itu tidak dilaksanakan maka akan berdampak buruk bagi dirinya sendiri juga rumah tangganya.

Kewajiban Istri Kepada Suami Yang Paling Utama Dalam Islam

Biasanya sebelum menikah tentu kita sudah mendapatkan wejangan, begitu juga saat khutbah nikah, ada beberapa point penting yang disampaikan tentang hak dan kewajiban suami istri. Dalam Islam seorang wanita memiliki tingkat kemuliaan yang lebih sehingga seorang wanita itu harus benar-benar dijaga dengan baik sesuai dengan syariat Islam. Saat masih bersama orang tuanya, tugas menjaga ada pada kedua orang tua. Namun setelah menikah, tugas utama yang harus menjaganya adalah suaminya.

Untuk itu, istri juga harus menunaikan hak-hak suami. Adapun hak suami atas istrinya, atau kewajiban istri terhadap suami diantaranya adalah:

Taat dan patuh kepada suami

Kewajiban paling utama seorang istri adalah mematuhi dan taat dalam hal-hal yang ma’ruf (mengandung kebaikan dalam agama) dan terhadap perintah suami yang baik-baik. Untuk itu carilah suami yang baik agamanya, yang memuliakan wanita sehingga ia akan tahu bagaimana membuat istrinya pun bahagia dengan memberi perintah yang baik dan sesuai dengan syariat Islam.

Istri boleh menolak atau tidak patuh terhadap suami jika sesuatu yang diperintahkan tidak sesuai dengan syariat Islam juga norma yang berlaku. Bahkan jika kita akan melakukan sunnah pun harus terlebih dahulu meminta izin kepada suami.

Misalnya saat suami sedang berada di rumah, istri ingin berpuasa sunnah, namun jika suami tidak mengizinkannya maka dilarang berpuasa. Kecuali mendahulukan kewajiban sebagai seorang hamba. Misal, saat bulan Ramadhan, kita berpuasa dan suami melarang karena ingin berjima’, maka kita boleh tidak mematuhinya, karena kewajiban kita terhadap Allah diatas haknya suami terhadap istri.

لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ

Artinya: “Tidaklah halal bagi seorang wanita untuk berpuasa sedangkan suaminya ada (tidak bepergian) kecuali dengan izin suaminya.” (HR. Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)

Contoh lainnya yang merupakan bentuk kepatuhan terhadap suami adalah menjaga diri saat suami sedang tidak berada di rumah, menjaga hartanya, menjaga anal-anak dengan baik, tidak keluar rumah tanpa seizinnya, tidak memasukkan laki-laki yang bukan mahram kedalam rumahnya, ataupun orang yang tidak disukai oleh suaminya dan lain sebagainya.

Kewajiban Istri Kepada Suami Yang Paling Utama Dalam Islam

Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَّنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا، دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ

Artinya: “Apabila seorang isteri mengerjakan shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya (menjaga kehormatannya), dan taat kepada suaminya, niscaya ia akan masuk Surga dari pintu mana saja yang dikehendakinya.” (HR. Ahmad)

Melayani suami dengan baik

Melayani kebutuhan seksual suami. Jika suami mengajak untuk jima’, maka istri harus melayaninya. Jangan sampai menolak tanpa adanya alasan yang dibenarkan. Misalnya, ketika suami menginginkan bersetubuh sedangkan istri dalam keadaan tidak mampu karena sakit dan alasan yang dibenarkan, maka suami harus mengerti dan tidak berdosa bagi istri.

Rasullallah SAW. Bersabda yang artinya: “Jika seorang suami memanggil istrinya untuk memenuhi kebutuhan (Seksualnya), maka hendaklah ia penuhi sekalipun ia sedang diatas cerobong yang tinggi.” ( HR. Tirmidzi Dan Nasa’i )

Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَلَمْ تَأْتِهِ فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ

Artinya: “Apabila seorang laki-laki mengajak istrinya ke ranjangnya, lalu sang istri tidak mendatanginya, hingga dia (suaminya) bermalam dalam keadaan marah kepadanya, maka malaikat melaknatnya hingga pagi hari.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nah itulah hak suami atas istri atau kewajiban istri yang harus dipenuhi terhadap suaminya. Jadi istri bukanlah seorang pembantu, yang semua pekerjaan dan urusan rumah di bebankan kepadanya. Apalagi dalam hal nafkah keluarga, itu merupakan hak istri, istri berhak mendapatkan harta dan kecukupan dari segala kebutuhannya. Tempat tinggal, pakaian, makan, dan kebutuhan lainnya yang disesuaikan dengan pendapatan suami. Jika suami mampu, maka berikanlah haknya istri agar rezeki yang diperoleh berkah, lancar dan bertambah. Karena kunci rezeki lancar dan berkah ada pada bahagianya seorang istri.

Lalu bagaimana jika suami meminta istri yang mengerjakan semua urusan rumah dan segala hal apapun yang seabrek-abrek? sedangkan istri wajib taat terhadap apa yang diperintahnya. Tentu hal ini harus dibicarakan dan bagaimana kesepakatan berdua, saling memahami dan saling membantu. Jika dengan ikhlas istri melakukan semua hal sehingga suami ridho, maka pahala yang besar untuk istri karena keridhoan suami.

Semoga pembahasan Kewajiban Istri Kepada Suami Yang Paling Utama Dalam Islam ini bisa menjadi cerminan bagi para wanita, istri atau ibu agar bisa meningkatkan pelayanan terbaiknya kepada suami, menjadi wanita shalihah, istri yang baik, dan menyenangkan hati suami. Dengan itu, semangatnya para suami akan bertambah sehingga rezekinya semakin mengalir deras dan rumah tangga yang dibina bersama akan menghadirkan surga yang kekal. Menjadi partner yang baik di dalam rumah tangga merupakan awal kesuksesan bagi generasi-generasi penerus.