Inilah Pengertian Sukses Dalam Islam Yang Sebenarnya

Inilah Pengertian Sukses Dalam Islam Yang Sebenarnya – Sahabat Muslimah, sebagai manusia tentu kita memiliki impian dan tujuan hidup. Dengan terus mencoba dan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam segala hal. Hal ini juga berlaku bagi orang yang ingin meraih mimpi agar hidupnya menjadi sukses baik di dunia sampai akhirat.

Sahabat, setiap orang akan berbeda dalam mengartikan kesuksesan. Adapun bagi umat Islam, arti sukses yang sebenarnya telah ditulis di dalam al-Qur’an maupun al-Hadits. Nah menurut Anda apa arti sukses? Apakah memiliki karier yang baik? Memiliki penghasilan yang banyak? Memiliki rumah mewah? Atau hal lainnya. Untuk lebih jelasnya silahkan simak ulasan berikut ini.

Inilah Pengertian Sukses Dalam Islam Yang Sebenarnya

Sukses adalah kondisi dimana Anda berhasil meraih apa yang diidamkan. Sebaliknya, gagal adalah kondisi dimana Anda tidak berhasil meraih apa yang diharapkan. Anda menginginkan kesuksesan dan menghindari kegagalan.

Walau sukses merupakan hal yang diidamkan, tapi tidak semua orang mempunyai pandangan yang sama tentang arti sukses. Yang paling umum dipahami adalah sukses identik dengan memiliki harta yang banyak, popularitas yang tinggi atau jabatan yang bergengsi. Yang lain mengartikan sukses dengan tercapainya tujuan. Ada lagi yang mengidentikkan sukses dengan memperoleh kebahagiaan.

Pengertian Sukses Dalam Islam

Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam Surat Al-Anbiya Ayat 10 yaitu;Artinya : “Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?.

Setiap jiwa yang hidup pasti akan merasakan mati. Apabila kamu sekalian mendapatkan kesengsaraan hidup di dunia, maka sesungguhnya kamu akan mendapatkan pahala secara penuh di hari kiamat. Barangsiapa yang dijauhkan dari api neraka, maka sesungguhnya ia telah memperoleh kemenangan. Dan kehidupan dunia itu tidak lebih dari perhiasan sementara yang menipu.

Pertama, orang yang mengikuti Rasulullah saw.

(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Alquran), mereka itulah orang-orang beruntung. (Al-Araf 158).

Kedua, orang yang hanya memiliki dua kata dihadapan Rasulullah SAW. Yaitu Samina wa Athona

Sebagaimana Allah telah berfirman dalam Surat An-Nur ayyat 51 yaitu,Artinya : “Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Ketiga, Orang yang beriman kepada Al-Qur’an dan meyakini Hari Akhir, rajin melaksanakan solat dan membagi hartanya dengan orang lain.

Sebagaimana dalam QS. Al-Baqarah ayat 3-5 menjelaskan,Artinya : “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami Berikan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada (al-Quran) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhan-nya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Ke-Empat, orang yang selalu menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran (Amar Maruf Nahi Munkar).

Sebagaimana dalam QS. Ali Imran ayat 104 yaitu,Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

Kelima, orang yang berat timbangan amal shalehnya di akhirat.

Sebagaimana dalam QS. Al-Araf ayat 8 menjelaskan yaitu,Artinya : “Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa berat timbangan (kebaikan)nya, mereka itulah orang yang beruntung.”

Ke-Enam, orang yang berjihad dengan harta dan nyawanya.

Sebagaimana Allah telah berfirman dalam QS. At-Taubah ayat 88 yaitu,

Artinya : “Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, (mereka) berjihad dengan harta dan jiwa. Mereka itu memperoleh kebaikan. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Ke-Tujuh, memberikan hak kerabat dan orang-orang miskin hanya karena Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Ar-Rum ayat 38 menjelaskan yaitu,Artinya : “Maka berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridaan Allah. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Kedelapan, tidak mencintai musuh-musuh Allah, siapapun mereka.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Mujadilah Ayat 22 menjelaskan yaitu,Artinya : “Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya atau keluar-ganya. Mereka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah Ditanamkan Allah keimanan dan Allah telah Menguatkan mereka dengan pertolongan** yang datang dari Dia. Lalu Dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah Rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung.

Ke-Sembilan, menjaga diri dari sifat Kikir.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat At-Tagabun Ayat 16 menjelaskan yaitu,Artinya : “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Ke-Sepuluh, mencintai sesama dan tidak dengki terhadap apa yang diterima saudaranya.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Ar-Rum ayat 38 menjelaskan yaitu,Artinya : “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.”

Ke-Sebelas, orang yang bertaubat kemudian melakukan amal kebaikan.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Ar-Rum ayat 38 menjelaskan yaitu,Artinya : “Maka adapun orang yang bertobat dan beriman, serta mengerjakan kebajikan, maka mudah-mudahan dia termasuk orang yang beruntung.”

Kedua belas, orang yang mensucikan diri.

Sebagaimana firman Allah SWT menjelaskan yaitu,Artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),” (Surat Al-A’la Ayat 14)Artinya : “sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu.” (Surat Asy-Syams Ayat 9)

Dari penggalan itu dapat kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kunci dari meraih kesuksesan menurut Islam adalah tawakal. Tawakal di sini berarti kita diwajibkan untuk menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah. Itu juga berarti kita harus selalu menyerahkan segala macam urusan hanya dengan cara-cara Allah, bukan yang lain. Untuk hasilnya nanti, segalanya terserah kepada Allah, kita sebagai manusia hanya dapat berusaha.

Kesimpulan Sukses

Dari uraian di atas, kita mendapatkan satu penjelasan yang sangat jelas bahwa di dalam Islam, arti kesuksesan bukanlah berkenaan dengan materi. Islam tidak pernah membeda-bedakan yang kaya dengan yang miskin. Alah juga tidak pernah melihat dari keluarga mana kita berasal dan seberapa kaya diri kita. Yang akan dijadikan tolok ukur dalam sukses menurut Islam adalah amal ibadah yang kita lakukan.

Meski secara sekilas terdengar mudah, namun dalam kenyataannya sulit untuk dilakukan. Seringkali kita sebagai manusia hanya disibukkan dengan berbagai urusan dunia tanpa memikirkan urusan akhirat.

Padahal, jika kita mengerti, sebenarnya segala yang akan kita tuai nanti di akhirat bermuara pada apa yang kita lakukan di dunia. Apa yang akan kita dapatkan nanti setelah mati adalah buah dari apa yang telah kita perbuat selama hidup. Jika Anda setuju dengan konsep ini maka mulai hari ini mari kita berusaha sebaik mungkin untuk memperbanyak amal ibadah kita.

Mari kita jadikan apa yang ada ada diri kita saat ini sebagai anak tangga untuk menuju akhir yang abadi kelak di akhirat. Selama kita masih diberikan nafas, maka belum terlambat untuk memperbaiki semuanya. Selama kita masih hidup, maka masih ada kesempatan bagi kita untuk menata dan mengkonsep ulang arti kesuksesan.

Demikian ulasan tentang Inilah Pengertian Sukses Dalam Islam Yang Sebenarnya. Semoga dapat bermanfaat dan memberikan motivasi untuk kita semua dalam berusaha menjadi yang lebih baik untuk selanjutnya. Terimakasih.